MOL (Mikroorganisme Lokal) |
MOL (Mikroorganisme Lokal)
masyarakat mengenalnya secara komersial dengan nama dagang EM4, merupakan
larutan efektif dalam mempercepat proses pengomposan dengan sistem fermentasi
perkembangan cendawan mikroorganisme baik. Dalam kandungan cairan ini banyak mengandung
bakteri dari golongan bakteri fotosintetik, jamur fermentasi, bakteri pelarut
fosfat dan ragi. Selama ini cairan pemicu pengomposan tersebut semakin
berkembang fungsinya dari mulai pengomposan, memperbaiki kesehatan tanah,
sebagai sumber hormon pertumbuhan dan sebagai antisipasi penyakit pada tanaman.
Penggunaan Mikroorganisme
Lokal dalam pertanian belum begitu optimal malahan masih terdapat petani yang
salah persepsi mengenai cairan ini dimana menganggap EM4 dapat difungsikan
sebagai larutan pupuk cair. Sebenarnya yang harus dipahami adalah bahwa cairan
MOL ataupun EM4 merupakan cairan yang pekat dengan berbagai jenis bakteri baik
yang bermanfaat sebagai sumber pemicu proses biologi pada media tanam sehingga
tekstur biologi media dapat terurai lebih kompleks dan dapat diserap dengan
mudah oleh tanaman. Sehingga dapat diartikan bahwa unsur hara yang paling
dominan diperoleh dari media tanam itu sendiri yang sebagian besar masih dalam
bentuk sederhana dan belum begitu optimal diserap oleh tanaman. Penggunaan MOL
atau EM4 bertujuan untuk memberikan efek percepatan pelapukan dan penguraian
humus pada tanah sehingga bahan organik pada tanah dapat diserap secara optimal
oleh tanaman. Peningkatan jumlah mikroorganisme pada media tanah juga
bermanfaat untuk meningkatkan penggemburan dan kadar oksigen sehingga
mempermudah tanaman dalam mengembangkan pertumbuhan akarnya.
MOL (Mikroorganisme Lokal)
yang diaplikasikan dalam bentuk larutan dapat berfungsi multi sebagai pemberi
pasokan unsur hara mikro yang kebutuhannya harus seimbang. Selain itu, kadar
zat hormon pengatur pertumbuhan tanaman juga sangat penting karena hanya
diperoleh dari bahan organik sisa bagaian tumbuhan yang sudah mati. MOL
multifungsi memiliki sifat alami sebagai pengurai bahan organik sederhana
menjadi kompleks, memacu produksi hormon pertumbuhan (ZPT), memberikan
pertahanan terhadap hama dan penyakit tanaman dan stabilisator tempat hidup
tanaman agar sesuai dengan kelayakan tumbuh secara maksimal.
Pembuatan MOL
(Mikroorganisme Lokal) mutifungsi dapat diuraikan sebagai berikut.
Bahan-bahan yang
dibutuhakan:
1. Bahan Fermentasi (Tape, nasi berjamur/basi, singkong berjamur/basi).
1. Bahan Fermentasi (Tape, nasi berjamur/basi, singkong berjamur/basi).
2. Bagian batang tanaman lunak (Batang pisang, rebung, batang jerami).
3. Bagian akar tanaman lunak (Bonggol pisang, rebung bagian bawah, bawang
merah, dll).
4. Sumber Glukosa (Gula merah, Gula putih, Air tebu).
5. Air cucian beras atau air kelapa.
6. Wadah (Botol, jerigen dll).
Penjelasan bahan-bahan.
Bahan fermentasi berfungsi
sebagai gudang mikroorganisme berupa jamur dan bakteri. Jika anda pernah
membeli cairan EM4 juga bisa digunakan. Cara menakar bahan ini bisa menggunakan
gelas bekas air mineral (250ml). Dalam satu gelas (250 ml) bahan fermentasi
baik EM4 maupun nasi, tape atau singkong busuk bisa mengekstrak sekitar 5 Liter
bahan MOL.
Nasi Basi |
Batang Pisang |
Bagian akar tanaman lunak
dihaluskan, sama seperti pada bagian batang tanaman lunak pada poin nomor 2.
Bagian akar tanaman lunak terlebih dahulu dibersihkan dari tanah. Bisa
menggunakan air atau dikupas kulitnya. Takaran sama dengan bagian batang
tanaman lunak di atas. Setiap 1 Kg bisa ditambahkan 5 Liter air beras atau air
kelapa.
Rebung |
Sumber zat gula diperoleh
dari bahan penghasil rasa manis seperti gula merah atau gula putih. Zat gula
ini merupakan zat aktif sebagai pemberi asupan makanan mikroorganisme yang
bermanfaat mempercepat proses perbanyakan bakteri dan jamur.
Air Rebusan Gula |
Air cucian beras yang
dimanfaatkan adalah air pertama kali pada saat mencuci beras. Air cucian beras
atau air kelapa mengandung banyak sekali zat mineral penting.
Wadah diperoleh dari bahan
yang sudah tidak terpakai. Botol bisa menggunakan bekas air mineral 1,5 Liter
atau jerigen besar seukuran 5 Liter.
Ekstraksi bahan
- Bahan berupa bagian batang dan akar tanaman lunak yang sudah di haluskan kemudian di rendam dengan air kelapa atau air cucian beras selama 1 hari. Tujuan perendaman adalah melarutkan zat organik penting yang ada pada bagian-bagian sisa tanaman tadi.
- Setelah perendaman selesai kemudian di saring menggunakan kain. Pisahkan antara ampas dan air hasil perasan.
- 3. Gunakan kain yang berpori lembut agar ampas tidak ikut tercampur dan larutan ekstraksi lebih bersih dari partikel kasar.
- Setelah di saring, masukan air perasan tadi dalam botol atau wadah, diamkan selama 1 jam.
- Setelah satu jam kemudian maka akan nampak residu lembut yang mengendap pada bagian dasar. Buang bagian yang mengendap tadi.
- Membuang bagian yang mengendap bertujuan untuk membuang sisa bahan kimia beracun dan berbahaya bagi tanaman. Dengan proses ini maka cairan ekstraksi murni pada bagian atasnya akan terhindar dari bakteri jahat.
Proses Fermentasi
- Proses fermentasi paling mudah dengan resiko kecil adalah dengan proses fermentasi mikroorganisme aerob. Artinya bahwa bakteri yang diseleksi berasal dari bakteri kelompok tertentu yang membutuhkan oksigen dan karbondioksida dalam proses metabolismenya.
- Wadah yang digunakan sebelumnya sudah dibersihkan/steril terlebih dahulu dengan air panas mendidih dan di kocok beberapa menit.
- Masukan bahan ekstraksi ke dalam botol atau jerigen hingga 80%.
- Buat larutan gula yang pekat sebanyak 1/4Kg dengan 250 ml air. Proses pelarutan bisa dengan merebusnya atau hanya dengan menggunakan air panas kemudian di kocek. Dinginkan larutan gula tersebut hingga bersuhu ruangan.
- Masukan bahan larutan gula ke dalam jerigen yang sudah terisi 80% oleh cairan ekstraksi tadi.
- Masukan bahan fermentasi berupa tape/nasi basi/singkong basi dengan takaran satu gelas air mineral ke dalam jerigen atau botol larutan ekstraksi dan gula.
- Kocok, aduk-aduk atau goyang-goyangkan botol beberapa saat hingga bahan tercampur rata.
- Tutup bagian jerigen atau botol dengan menggunakan kain dengan serat halus agar tidak digandrungi semut.
- Dengan menggunakan kain maka oksigen masih bisa masuk ke dalam wadah larutan tadi. Begitu juga gas-gas dari cairan dapat keluar dengan baik.
- Diamkan di tempat sejuk dan tidak terkena sinar matahari selama 14 hari (2 minggu).
- Setiap hari kocok atau aduk larutan tersebut hingga merata.
Indikator Keberhasilan
Pembuatan MOL.
- Setelah cairan MOL di diamkan selama 14 hari maka bisa mengeceknya dengan mencium bau yang keluar. Cairan akan semakin pekat dan berbagu tape seperti bau alkohol. Apabila tercium bau busuk tandanya cairan gagal. Atau hurang mendapatkan udara.
- Apabila di kocok maka cairan akan menimbulkan buih dan gas seperti cairan soda.
- Bekas tape, nasi basi atau singkong basi akan berwarna kuning kehitaman dan mengambang di bagian atas wadah.
Penggunaan MOL Mutifungsi.
- Penggunaan MOL Multifungsi bermanfaat untuk membantu proses pengomposan media tanam ataupun pupuk, sebagai sumber zat pengatur pertumbuhan tanaman (ZPT) baik pertumbuhan akar, batang, daun atau buah, sebagai cairan penetralisir racun dalam tanah, sebagai pencegah serangan hama dan penyakit tanaman dan meningkatkan daya tahan tubuh tanaman.
- Cara penggunaan untuk proses pengomposan bisa digunakan pada media tanam dengan perbandingan setiap 250 ml MOL yang ada dapat mempercepat pengomposan 25 Kg bahan organik hijauan selama 14 hari. Penggunaannya hanya dengan dilarutkan dengan air (perbandingan 1:5) kemudian di siramkan pada media yang akan di komposkan. Jangan lupa campurkan larutan zat gula pada media tanam tersebut. Berikan larutan MOL setiap satu minggu sekali.
- Untuk MOL yang digunakan untuk zat pengatur tumbuh bisa di semprotkan dengan campuran air bersih dengan perbandingan 1:5 pada bagian tanaman. Untuk perangsang akar dan memecah dormansi biji-bijian juga bisa dengan perendaman dengan larutan MOL tersebut selama 1 jam. Untuk aplikasi dengan penyemprotan bisa dilakukan setiap 2 Minggu sekali.
- Untuk penetralisir racun, larutan MOL di campur dengan air bersi (perbandingan 1:10) dan di siramkan pada areal yang akan di bersihkan sebelum ditanami.
- Untuk pencegahan terhadap serangan hama, diaplikasikan sama dengan menyemprot bagian tanaman dengan larutan MOL + Air bersih. Bisa dilakukan setiap satu bulan sekali.
Kesimpulan Akhir
Penggunaan MOL Multifungsi terbukti dapat
meningkatkan pertumbuhan dan produktifitas tanaman hingga 80 s/d 90 persen jika
dibandingkan dengan hasil pertanian tanpa dilakukan perlakuan. Dengan pembuatan
sekala rumah tangga juga bermanfaat mengefisienkan hingga 70% modal pemupukan,
pengendalian hama dan peningkatan pertumbuhan tanaman jika dibandingkan dengan
pembelian produk komersial. Kelebihan larutan MOL multifungsi adalah memiliki
kandungan senyawa kimia yang lebih stabil dan tidak berbahaya bagi tanaman.
Efektifitas yang diperoleh sangat tinggi hingga 50% dari produk komersial
dengan campuran bahan kimia sintetik berbahaya lainnya. Cara tersebut sudah
banyak di praktekan oleh para petani dengan sekala menengah ke bawah, namun
belum menyebar hingga pertanian besar karena proses pembuatan membutuhkan waktu
yang cukup panjang dengan efisiensi waktu yang rendah. Pertanian besar yang
lebih mengutamakan prinsip praktis menyebabkan metode ini kurang diminati,
sehingga belum begitu dikenal di kalangan petani besar.
0 comments:
Post a Comment